Motivasi Berwajihah Sebagai Parameter Kontribusi Optimalnya Seorang Kader

Sebelum seseorang bergabung dengan sebuah lembaga/organisasi/waihah pasti ada sesuatu yang mebuat mereka tertarik dari waihah itu. Ketertarikan itu akan memberikan semangat dan niat, dalam hal ini niat awal akan menajadi hal yyang perlu kita kaji, sebab banyak sekali permasalahan yang terjadi karena niat awal ini tidak sesuai dengan apa yang nantinya diperoleh. Sedikit mengingatkan tentang hadits arba’in no satu tentang niat. "Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya". Saat seseorang baru mengenal dunia kampus dan ingin mengetahui lebih dalam, maka dia akan melihat berbagai hal dan berusaha untuk bergabung dengannya utamanya adalah lembaga kampus. Hal ini sering dialami mahasiswa baru, ketika melihat para aktivis kampus luarbiasa eksis, kontributif dan solutif terhadap kegiatan/agenda kampus. Ghiroh berorganiasipun membara, laksana api yang disiram dengan bensin. Semangat berkobar tinggi ingin menunjukkan eksistensi dan berkontribusi. Kali ini akan kita meninjau eksistensi aktivis melihat dari niat/motivasi mereka berorganisasi.

Hasil studi kasus ini, kita bisa memisahkan niat berorganisai menjadi dua yaitu dari internal dan eksternal. Niat Internal adalah niat yang timbul dari dalam dirinya sendiri seperti naluri taupun keinginan. Sedangkan Niat Eksternal adalah niat yang berasal dari orang lain, karena ajakan, profil dll.

Pembahasan ini diharapkan kita bisa merekonstruksi kembali semangat yang memudar seiring berjalanya masa kerja kelembagaan, meminimalkan kefuturan dan mengembangkan semangat berorganisasi kembali. Mau semangat ataupun tidak lemaga yang sudah diikuti harus tetap bisa menunjukkan eksistensinya, bukan hanya sekedar jalan tanpa arah saja namun dengan arahan kedepan yang lebih baik dan makin professional. Hasil dari studi ini kita peroleh beberapa motivasi seseorang berwajihah.

Motivasi-motivasi yang dimiliki seseorang berwajiah ialah:
A. Internal
1. Keinginan untuk bergerak/action
2. Keinginan untuk berkontribusi
3. Kebutuhan akademik
4. Penyaluran energi yang berlebih
5. Mengurasi tindakan negative
6. Pengen sukses dari senior
7. Untuk beribadah
8. Pengen mendapatkan manfaat dari lembaga

B. Eksternbal
1. Tuntutan/dorongan keluarga/orang tua/ saudara/ teman
2. Ikut-ikutan teaman
3. Amanah dari orang lain

Banyak sekali motivasi yang dimiliki seseorang namun dari sekian banyak motivasi tersebut kita bisa menarik sebuah hipotesis, motivasi yang datangnya dari ekternal itu tidaklah kekal. Sebab motivasi ekternal berbeda dengan motivasi internal, ketika seseorang bergerak atas keinginan sendiri semangatnya akan berbeda dibandingkan ketika ia bergerak karena orang lain. Semua itu bisa kita lihat melalui kontribusinya dan keberjalanan atau proses, kita bisa menilai kontribusi mereka, namun hal ini bukanlah parameter sesunggunya keberhasilan berwajiahan. Sedikit mengutip taujih dari murobbi, “Janganlah kita terkungkung dengan nominal dari kesusesan itu, barang kali kita mendikte Allah, karena mungkin itu yang melemahkan semangat kita. Intinya setiap langkah, kita apakah akan membawa kita kesurga? semua itu bisa kita ukur dari niat awal, perubahan dari niat dan sejauhmana kontribusi yang kita berikan”, kata Murrobi.

Ada dua pilihan ketika kita sudah menjalani kefuturan ataupun kemunduran semangat berwajihah:
1. Berhenti dan menyalahkan diri karena merasa tidak bermanfaat
2. Melanjutkan dan senantiasa memperbaiki niat

Pilihan harus diambil, dengan konsekuensinya pula. Dalam hal ini kita tidak bisa menyalahkan orang lain, tapi lihat apa yang yang sudah kita lakukan dan ikhlaskan semua karena Allah semata. Dalam keberjalanan berwajiah kita sering lupa akan tujuan kita berwajihah, namun yang harus kita lakukan adalah senantiasa memperbaiki niat dan introspeksi/muhasabah.

“Motivasi awal bukan berarti adalah sesuatu yang benar, yang paling penting adalah bagaimana kita menyikapinya”

tetap semangat kawan.
Salam Semangat.

Kelik Isbiyantoro

| I'm Moslem, Writer, Statistician, Designer. | Humorous, Perfectionist, Artistic. | "Will be the heir to heaven Al Firdaus" |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar