Urgensi Pembinaan di Wisma Terhadap Kontribusi pada Dakwah Kampus

Wow dari judulnya saja sudah sangat menarik sekali. Bagi seorang aktivis kampus problematika seperti ini adalah sesuatu yang sangat sering kita alami. Ketika kaderisasi berjalan lambat, saat kader yang diharapkan untuk siap berjuang di medan kampus belum matang, bergugurannya satu persatu para mujahid-mujahid dakwah, semua ini perlu kita kaji kembali. Sebuah bangunan dakwah akan kokoh disaat pembinaan bisa berjalan beriringan dengan dakwah itu sendiri, kader yang dibina bisa menjadi seorang pejuang tangguh yang sianp bertempur dimanapun medan dia ditempatkan. Subhanallah sebuah impian yang insya’allah bisa terwujudkan. amin3x

Sebelum masuk lebih dalam lagi, akan saya berikan gambaran dari 3 aspek yang akan dijelaskan dari hasil diskusi kafilah alfurqon tadi malam. Dalam dakwah kampus ada 3 sarana yang menopang keberjalanannya, yaitu wisma, mentoring dan wajihah.

Wisma adalah sebuah rumah yang mana didalamnya dihuni oleh orang-orang aktivis dakwah kampus dan kader-kader baru. Sarana yang satu ini dikhususkan untuk penjagaan, pengkondisian, motivator,dan pegenalan dakwah kampus kepada kader-kader baru. Wisma sendiri dari awal sudah disetting untuk bukan menjadi sekedar tempat tinggal biasa, namun menjadi rumah yang mencerminkan rumah islami dan prestasi. Sistem yang dikembangkan didalamnya adalah sistem tarbiyah islamiyah dan sience. Dengan tujuan akhirnya mengkader warga wisma menjadi aktivis dakwah.

Mentoring adalah saran pembinaan keagamaan yang dibuat oleh rohis universitas untuk pembiaan mahasiswa baru atau penjagaan ruhiyah. Dalam mentoring sendiri terdiri dari seorang pementor, orang yang mengajarkan, memberi contoh dan sahabat. Selain itu ada mente yaitu orang yang dalam pembinaan atau yang dibina untuk mendapatkan ilmu tambahan diluar ilmu yang diperoleh diperkuliahan. Sistem ini berjalan secara intensif dilaksanakan setiap pecan untuk mengajari, mengontrol dan mengkader seseorang menjadi aktivis dakwah.

wajihah atau lebih dikenal sengan organisasi mahasiswa adalah sarana dari kader-kader dakwah dalam melaksanakan aktivitas dakwahnya. Dakwah kampus meliputi 3 aspek yaitu akademik, social politik dan kerohanian, tiga hal ini berjalan secara bersamaan untuk mengkondisikan kampus agar tetap dalam kondisi yang islami. Wajihah ini juga berperan dalam mengkader kader dakwah, perannya adalah dalam hal pengkaryaan. Seorang kader dakwah yang sudah eksis dalam wajihah akan tahu bagaimana cara aplikatif mempraktikan ilmu yang sudah mereka dapatkan dalam wisma, mentoring ataupun kajian. Disini adalah tempat action para aktivis dakwah kampus.

Dari hasil diskusi kafilah alfurqon kami menemukan beberapa ppermasalah yang terjadi diwisma, karena itu urgensi dari pembinaan wisma perlu direfresh lagi. Wisma yang awalnya bertujuan sebagai basis suplyer masa dikampus, sudah mulai melenceng dari tujuan awalnya. kecenderungan-kecenderungan akibat dari kekakuan dan pengaruh dari budaya kampus membuat eksistensi wisma menjadi perlu diperkuat lagi.

Beberapa permasalahan yang terjadi didalam wisma antara lain:
1. koordinasi yang kurang efektif
2. sistem/ kurikulum yang belum memiliki jenjang yang jelas
3. komitmen para Pembina wisma yang kurang
4. sikap kaku yang membudaya diwisma

dari permasalah yang telah terjadi kita coba sesuaikan dengan peran dari wisma itu
sendiri, yakni:
1. basis supayer masa di kampus
2. motivator kader
3. penjagaan amal yaumiah kader
4. pengkondisian adab-adab islami
5. pendidikan berjenjang kader

apabila dianalisis lagi kondisi wisma yang sekarang ini perlu diperbaiki. Kembali pada fungsi awal wisma sebagai sarana pembinaan kader-kader dakwah adalah hal yang harus dilakukan, untuk dapat melakukan semua itu maka kita harus merumuskan kembali hal-hal yang harus dilakukan oleh wisma. sebab apabila kondisinya masih seperti ini tujuan awal dari wisma akan sulit untuk tercapai, jadinya wisam tidak hanya sekedar asal jalan saja tanpa ada transfer tujuan yang jelas dari para pendahulu wisma.

Sedikit mengkutip dari taujih murobbi,”setiap pemikiran itu ibarat menanam sebuah pohon, apabila diikuti dengan amal(merawatnya) maka akan dapat menghasilkan buah yang baik.” Setiap pemikiran kita harus kita lanjutkan dengan tindakan real, karena hanya dengan itu kita bisa merasakan manisnya buah sebuah perjuangan.

Sekian, semoga bermanfaat, salam semangat.

Kelik Isbiyantoro

| I'm Moslem, Writer, Statistician, Designer. | Humorous, Perfectionist, Artistic. | "Will be the heir to heaven Al Firdaus" |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar