Employe Gathering SCISI "My First Flight"

Bismillahirrohmanirrohim

Pada tanggal 29-30 agustus yang lalu, aku mengikuti employe gathering kantor tempat bekerjaku. Agenda wisata tahunan ini sudah rutin dilaksanakan. Tahun ini tujuannya adalah Malang, di mulai dengan berkunjung ke Bromo, Museum Angkut, dan Jawa Timur Park 2. Acara yang berlangsung selama dua hari ini Alhamdulillah berjalan dengan lancar.

Menariknya pada acara ini perjalanan dari Jakarta ke Surabaya ditempuh melalui jalur udara, mengguankan pesawat terbang. Di kesempatan itu aku kebagian maskapai penerbangan Citilink, untuk PP (pulang pergi) perjalanan. Itu adalah pertama kalinya aku menaiki kendaraan jalur udara. Tidak terpikirkan sebelumnya bisa mengendarai pesawat secepat ini. Subhanallah.

Jum’at sore, semua karyawan pulang lebih awal pukul 15.30 WIB. Selesai sholat ashar semua peserta segera ke bus masing-masing yang sudah di bagi menjadi 8 grup. Perjalanan menuju bandara Soekarno Hatta dilalui menggunakan bus ini, ditambah dengan kawalan fore raider. Jakarta sangat terkenal macetnya, untuk mempercepat perjalanan ke bandara diperlukan tambahan pengawalan ini.

Sampai di bandara sekitar jam 5 sore, lebih awal dari jadwal panitia. Pesawat take off pukul 18.30, masih ada waktu sebentar untuk bersiap-siap. Selanjutnya panitia membagikan boardingpass kepada setiap karyawan. Boardingpass ini diperlukan untuk masuk ke bandara dan pesawat. Sebelum masuk ke pesawat, penumpang wajib melawati penjagaan dan scaning petugas bandara. 

Di penjagaan ke dua, aku diminta berhenti dan membuka tas oleh petugas. 

“Ada apa pak?” , tanyaku. 

“Ada gunting di tas?”, tanya petugas. 

“Iya, ada didalamnya. Apa tidak boleh membawa gunting?”, tanyaku balik. 

“Boleh, tapi di taruh di bagasi. Kalau mau, bapak silahkan keluar dahulu dan taruh dikoper yang akan dimasukkan ke bagasi pesawat atau diserahkan ke petugas.” Kata petugas (Sambil menunjukkan ke kontak yang isinya gunting semua dipojokan). 

Pertamakalinya masuk bandara dan harus kena cegat petugas membuatku gugup, maka aku memilih menyerahkan gunting itu. Selesai menyerahkan, petugas mempersilahkan aku menuju ke ruang tunggu.

Di ruang tunggu kawan-kawan yang melihatku berhenti tadi, langsung menanyaiku, “kenapa di cegat petugas tadi?” tanya seorang teman. Aku jelaskan apa yang di sampaikan petugas tadi. Sekitar 30 menit menunggu sambil ngobrol dan bercerita kejadian tadi, akhirnya pesawat sudah siap dan kami dipersilahkan untuk masuk ke pesawat.

Saat itu nomor kursiku di 30D, ada di belakang dekat pintu belakang dan toilet. Meski gugup, aku mencoba untuk tenang. “Anggap saja seperti saat naik kereta api dulu, saat pertama kali naik kereta dulu juga begini.” Kataku dalam hati. Aku pun duduk di sebelah sukma dan maman. Aku pakai sabuk pengaman dan mencoba tenang. 

Sebelum pesawat take off, para pramugari memperagakan cara prosedur keselamatan, meliputi penggunaan pelampung dan oksigen darurat. Penyampaian dilakukan menggunakan bahasa isyarat dan ucapan dari pramugari senior yang ada di paling depan. Selesai demo prosedur keselamatan, pesawat berjalan melaju menuju ke landasan pacu. Wajahku pucat, (maklum petama kali). Sukma yang melihatku gugup dan berwajah pucat meanyaiku, “are you first time flight?” “Yes, it’s first time. My first time flight.” Jawabku. Dia bercerita pengalamannya naik pesawat untuk menenangkan aku.

Tak lama terdengar suara gemuruh dari luar, suara mesin pesawat yang akan take off. Suara bising yang tidak enak ditelinga. Ngingggg ngiiinggg suara ini cukup lama terdengar, badan pun serasa terdorong kebelakang dan pesawatpun terbang. Lega rasanya aku. Aku lepas sabuk pengaman setelah ada instruksi dari pramugari. Segera aku menuju ke tolilet, perasaan tegang membuatku ingin buang air kecil. Hehehe

Selebihnya naik pesawat rasanya seperti naik kereta api atau mobil. Duduk dan menunggu perjalanan sampai di tujuan. Aku pesan kopi dan membaca majalah untuk menghabiskan waktu diperjalanan. Kesalahanku waktu itu adalah tidak membawa buku, saat kosong seperti perjalanan sangat membosankan. Membaca adalah hal paling menarik dan bermanfaat untuk mengisi waktu-waktu seperti itu. Jika nanti ada kesempatan naik pesawat lagi jangan lupa bawa buku, itu pikirku.

Tak terasa Jakarta Surabaya di tempuh dalam waktu 70 menit. Pesawat landing dengan selamat di bandara Juanda. Pengalaman pertama naik pesawat yang bikin deg-degan .

Sepanjang perjalanan di pesawat aku teringat kenangan saat masih kelas 3 SD, saat itu bu guru bertanya cita-cita kepada semua murid. Aku menjawab ingin menjadi Pilot. Orang yang menerbangkan pesawat. Saat kecil aku senang melihat ke langit, apalagi saat ada pesawat terbang, bila terdengar suara dari langit langsung lari keluar dan mencari dimana pesawatnya. Hehe, kadang melambai-lambaikan tangan ke pesawat yang lewat. Lucu kalau ingat masa-masa itu. Saat kecil aku punya baju, yang resletingnya berbentuk pesawat. Baju itu sering aku pakai, sampai rusak semua reseletingnya karena sering aku mainkan.

Seiring berjalannya waktu, aku lupa dengan cita-cita menjadi pilot. Mungkin karena saat itu aku tidak menuliskannya pada dream book. Jadinya lupa dan tidak ada usaha untuk meraihnya. Cita-cita menjadi pilot terbang bersama angin yang berhembus di siang hari. Wussssss

Memori itu kembali teringat saat aku naik pesawat kemarin. Walau tidak jadi pilot maskapai penerbangan, bisa menerbangkan pesawat pribadi sepertinya boleh juga. Gak papa kan bermimpi punya pesawat sendiri. Bisa ngajak mama bapak naik pesawat keliling Indonesia. 

Bismillah semoga mimpi ini bisa menjadi kenyataan

Salam,
Konno Yuki

Kelik Isbiyantoro

| I'm Moslem, Writer, Statistician, Designer. | Humorous, Perfectionist, Artistic. | "Will be the heir to heaven Al Firdaus" |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar