Tilawahku Menjagaku

Hari ini aku teringat nasehat guru agama SMA aku dulu, Bapak Musadroji. Beliau menyarankan kepada semua siswa untuk dekat dengan Al Qur'an. Dekat yang dimaksud disini adalah sering berinteraksi dengan Al Qur'an (membaca, mempelajari). Sejak saat itu aku berusaha untuk selalu dekat dengan Quran. Mulai dari membaca 1-3 lembar setiap sore hari. Sampai pada membaca tiap satu tema dan terjemahannya setiap hari. Alhamdulillah bisa sampai qatam.



Saat kuliah di Undip Semarang pun, kebiasaan itu aku pertahankan. Meski kadang rasa bosan, jenuh dan malas datang, tidak berlama-lama aku segera kembali membacanya. Aku merasa hati menjadi tenang saat bertilawah. Dan saat sehari tidak bertilawah rasanya hati tak tenang, gundah, dan sering terjebak dalam perbuatan dosa. 

Benarlah nasihat dari al-Bara’ bin `Azib radhiAllahu `anhu katanya:
“Ada seorang lelaki membaca surat al-Kahfi dan ia mempunyai seekor kuda yang diikat dengan dua utas tali, kemudian tampaklah awan menutupinya. Awan tadi mendekat dan kuda itu lari dari awan tersebut. Setelah pagi datang, orang itu mendatangi Nabi sallAllahu `alaihi wasallam menyebutkan apa yang terjadi atas dirinya itu.  Baginda sallAllahu `alaihi wasallam lalu bersabda: “Itu adalah sakinah (ketenangan yang disertai oleh malaikat) yang turun untuk mendengarkan bacaan al-Quran itu.” (Muttafaq ‘alaih)

Belajar dari kisah diatas, tilawah akan memberikan ketenangan (sakinah). Dimana ketenangan ingin sangat dibutuhkan dalam menjalani hidup yang penuh dengan permasalahan dunia, baik dalam pekerjaan, sosial maupun dalam intern keluarga.


Berinteraksi dengan Al Qur'an sebenarnya bukanlah hal baru untuk orang dikampungku plosorejo. Untuk orang-orang seangkatan aku (kelahiran 90-an) sejak SD kami sudah dibiasakan untuk ikut TPA/TPQ. Sejak kelas 1 SD usia 6 tahun, aku sudah belajar membaca Al Qur'an dari iqro 1-6, dan saat kelas 3 SD sudah bisa membaca Al Qur'an. Saat kelas 1 smp sampai kelas 3 sma menjadi pengajar di TPQ Al A'raaf. 

Interaksi dengan Al Qur'an semakin dekat saat saya SMA, selain karena sudah usia baliq, ada banyak nasehat dari guru-guru disekolah. Saat di kampus semakin dekat lagi, karena bisa berkenalan dengan kawan-kawan lulusan pesantren seperti Wibowo. Belajar dari dia saya semakin berusaha mendekatkan lagi dengan Al Qur'an.

Alhamdulillah di tempat kerja saya saat ini, ada pengajian setiap hari kamis. Kajian berisi pelajaran tentang bagaimana membaca  Al Qur'an dengan baik. Saya sadar masih banyak yang harus diperbaiki dari bacaan saya. Karena itu saya bertekat untuk bisa menimba ilmu dari Ustadz Saat Mubarok, guru ngaji saya di kantor.

Doakan aku ya bisa membaca Al Qur'an dengan baik dan benar (tartil) dan juga bisa menghafalnya. ツ
Amiin

Salam,
Konno Yuki

Kelik Isbiyantoro

| I'm Moslem, Writer, Statistician, Designer. | Humorous, Perfectionist, Artistic. | "Will be the heir to heaven Al Firdaus" |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar