Dua jam bersama menteri pertanian RI di Masjid KU

Malam itusepertinya tidak ada yang spesial rasanya seperti malam-malam biasanya, selepas adzan magrib berkumandang maka segeralah aku berbuka puasa. Tak terasa hari ini adalah puasa yang ke 23, kira-kira 6-7 hari lagi ramdahan akan meninggalkan kita lagi. Dengan makan 3 butir kurma sore itu aku berbuka bersama singgih teman satu wisma, sambil berbuka kami berdiskusi tentang masalah computer. Sekarang sudah trennya computer dan temanku yang satu ini memang ada rencana untuk membeli computer. Selesai berbuka makan kami segera berangkat ke masjid untuk sholat magrib.

Selesai magrib dilanjutan mempersiapkan diri untuk segera sholat isya’ dan tarawih. Selama ramdhan kali ini saat aku berada di Semarang aku selalu sholat isya’ dan tarawih di Masjid Kampus Undip atau lebih di kenal dengan Masjid KU. Saat sholat waktu itu diimami oleh ustad Yazir imam masjid KU, subhanallah beliau adalah seorang hafidz qur’an. Saat keberjalan sholat semua tenang dan berusaha untuk khusuk dalam sholat, di dukung dengan ruangan masjid yang nyaman dan bacaan dari ustad Yasir yang merdu sholat seakan menjadi sangat nikmat dan bisa menghayati sholat.

Selesai sholat isya’ mulai ada hal yang agak lucu, saat ada yang sholat sunah tiba-tiba ada kucing hitam yang jalan-jalan dari depan imam. Kami segera berusaha mengusir kucing itu agar tidak menggang sholat. Ustad Yazir sendiri yang mengusir kucing itu keluar masjid, namun setelah diusir keluar tetap saja kucing itu balik lagi seakan memberi sebuah pertanda. Ternyata benar tanpa direncana sebelumnya bapak Menteri Pertanian RI mampir ke masjid KU. Beliau datang bersama dengan beberapa orang jajarannya, di anatar oleh wakil ketua DPRD dan Bp Soedharto Rektor Undip Pak Mentri ini ikut sholat tarawih berjama’ah bersama kami. Selain itu beliau juga akan menyampaikan tausiyah kepada jama’ah pada malam ini. Sungguh luar biasa, kesempatan sangat langka bisa bertemu dan mendapatkan ilmu dari orang petinggi Negeri ini.

Setelah sholat witir selesai, maka tibalah waktunya Pak Mentri untuk menyampaikan tausiyahnya. Pada kesempatan kali ini beliau menyampaikan banyak hal pada kami. Beliau mengajak pada para jama’ah untuk memanfaatkan waktu ramadhan yang tinggal 7 hati ini dengan semaksimal mungkin. Memperbanyak amal sholeh dan ibadah, serta mengingatkan pada para pemuda untuk lebih giat lagi dalam mencari Ilmu. Karena hanya dengan berilmu kita bisa memberikan banyak kontribusi pada Negara ini. Pada kesempatan selanjutnya beliau menjawab beberapa pertanyaan dari para jama’ah. Pemikiran beliau yang sudah sangat ekspert dalam bidangnya dengan mudah menjawap setiap pertanyaan yang diajukan. Banyak himbauan, saran dan masukan yang disamapaikan waktu itu. Salah satunya adalah Negara Indonesia ini seharunya bisa mencapai swasembada pangan, dengan potensi yang dimiliki oleh bangsa ini kita mampu melakukannya. Dalam sector beras Indonesia sudah dapat melakukannya kitra berhasi memproduksi 38 juta ton beras pertahunnya, dimana kebutuhan pertahun negeri ini adalah 33 juta ton beras. Jadi masih ada surplus beras, namun bila dibandingkan dengan Negara tetangga kita Thailan misalnya mereka bisa menghasilkan 20 juta ton pertahun, dengan kebutuhan pertahunnya 10 juta ton, jadi mereka memiliki surplus sampai 50%. Kita hatus bisa meniru Thailan, karena dengan surplus besar maka kita akan mampu untuk mengekpor dan tidak perlu lagi mengimpor beras. Apabila saat ini kta masih melakukan impor beras hal ini semata hanya untuk menjaga kestabilan harga beras, distribusi beras yang kurang merata disetiap daerah membuat terjadi beberapa daerah kekurangan. Salah satunya dengan impor, impor pun juga dibatasi dengan harus kurang dari 10% dari jumlah produksi.

Sebagai Negara besar Indonesia harus bisa menyelesaikan permasalahan pangan, memang permasalahan ini adalah permasalahan dunia. Banyak Negara mengalami masalah pangan, seperti Brunei mereka Negara kaya namun kesulitan dalam sector pertanian sehingga harus melakukan impor untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri merekas sendiri. Apa jadinya bila stok untuk yang dibeli tidak ada, hal ini akan menjadi sebuah permasalahan yang menyulitkan banyak pihak. Seperti halnya di Afrika banyak orang yang mati karena tidak bisa makan, tidak ada makanan untuk dimakan setiap harinya. Ini sungguh dramatis mengingat di Eropa dan Amerika banyak orang yang mati karena kebanyakan makan. Konsumsi yang berlebihan membuat orang mengalami obesitas (kegemukan), hal ini yang memancing tumbuhnya berbagai macam penyakit. Sebagai seorang muslim kita telah dilatih untuk berpuasa, menahan diri dari nafsu, nafsu makan minum dan sebagainya. Kita terlatih untuk bisa menahan diri dari hal-hal yang bersifat berlebihan. Pemerintah pun sudah mencanangkan rencana jangak panjang, dengan menekan impor dan meningkatkan produksi pertanian. Secara bertahap diharapkan suatu hari nati kita tidak perlu untuk impor bakan kita akan menjadi pengekspor pangan yang besar.

Pak mentri juga mnegingatkan pada para mahasiswa untuk bisa menjadi pribadi yang berkarankter tangguh. Sejak dari dini kita harus memiliki idealisme, dipupuk dari sekarang agar kelak ketika sudah terjun kemasayrakat bisa tegas menghadapi konidisi sesungguhnya yang jauh dari apa yang diharapkan. Bisa jadi orang-orang yang mejadi tahanan karena terjerat kasus korupsi, dahulunya adalah mahasiswa yang aktif kegiatan mahasiswa. Niat awalanya adalah ingin memberikan perubahan dengan masuk kedalam sistem, namun setelah masuk kedalam ternyata malah menjadi orang yang di rubah. Semua itu mungkin saja bisa terjadi bisa kita tidak memiliki idealisme yang kuat. Maka buatlah idealisme itu sejak dari masa kuliah ini.

Satu hal lagi yang isampaikan pak Mentri yaitu para pemuda diminta untuk menjadi orang yang berjiwa wirausaha. Jangan hanya menjadi PNS saja, jika jadi PNS maka gajinya tetap, tapi bila jadi wirausaha maka tetap dapat gajinya. Selain itu dnegan berwirausaha seseorang dapat memeiliki perngahasilan yang jauh lebih besar dan bisa memberikan kesempatak kerja pada orang lain.

Sebagai penutup malam itu, pak Mentri memberikan motivasi agar para jama’ah bisa bahu membahu menmbangun negeri ini dengan kompak. Selama ini negeri ini memang memiliki banyak potensi namun karena semua bergerak dengan sendiri dan kurang kerjasama makan tujuan bersama belum bisa tercapai. Semua itu mungkin saja terjadi apabila kita yakin dan kita berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan semua itu.

Begitulah perjumpanku dengan Pak Mentri Pertanian RI hanya beberapa menit saja bersama dengan beliau namun ada banyak pelajaran baru yang bisa diambil. Memang benar belajar dari pengalaman orang lain membuat kita menjadi lebih cepat dewasa. Samapi jumpa di pertemuan yang lain.

Kelik Isbiyantoro

| I'm Moslem, Writer, Statistician, Designer. | Humorous, Perfectionist, Artistic. | "Will be the heir to heaven Al Firdaus" |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar