Suatu hari seorang gadis meinggalkan pacarnya. Lalu dia
pergi ke sebuah kota kecil, dan menjadi guru di sana. Kemudian, dia menulis
surat untuk pacarnya.
“Sampai jumpa lagi,
apakah kita akan bertemu kembali? Entah kapan itu akan terjadi. Itu semua
sungguh membuatku terpukul. Dari surat ini, aku ingin menanyakan sesuatu. Mengapa
kita harus berpisah? Kini aku bisa merasakannya. Kau adalah masa mudaku, seberat apapun hari
yang kulalui, kau tetap masa mudaku. Aku meninggalkanmu, tanpa asalan yang
pasti. Berharap, itulah yang hanya bisa ku perbuat. Suatu hari nanti, kita pasti akan bertemu
kembali.”
Maka sang pria memberikan tanggapan pada surat itu?
“Itu benar, seharusnya
manusia itu selalu bersyukur, karena
masih diberikan kesehatan. Nanti, saat kita sudah tua. Mungkin anak cucu kita akan
menanyakan hal ini juga. Apa saja yang kamu lakukan saat masih muda dulu? Saat itu,
aku kira akan mudah menjawab pertanyaan seperti itu. Saat seusiamu, aku juga
menghadapi rintangan semasa hidup. Tentu saja, generasi kita berbeda. Maka rintangannya
pun akan berbeda, yang pasti kita semua akan mengalami rintangan dalam hidup
ini. Lalu, kita akan semakin terbiasa menghadapi rintangan hidup yang ada dan
mampu mengatasi sendiri. Tapi beberapa dari kita lari dari rintangan ini, meski
kita berbeda generasi. Hadapi kehidupan barumu dan terus melangkah untuk maju. Kita
harus menyerah? Atau berjuang untuk mengatasinya? Untuk menyerah, bukan hal
yang sulit. Tapi jika memilih untuk berjuang. Mungkin kita akan merasa
terpukul. Jika terluka, darah akan menetes. Menyakitkan, tapi berani merasakan
sakit ini. Bukankah merupakan bukti keberanian? Aku sangat menyukai keberanian
seperti ini. Tetapi, jangan sampai mati. Hiduplah, apapun yang akan terjadi,
kita harus tetap hidup. Wassalam.”
Semoga bisa diambil hikmahnya.
Dikutip dari film “Give Me Five!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar