Lagu Perpisahan

Kisah ini dimulai saat aku duduk di bangku sekolah menengah di kota ku. Aku adalah seorang siswa biasa saja, aktifitasnya datang ke sekolah belajar, pulang, bermain dan membantu mengajar ngaji di masjid di rumah. Panggil saja aku Ismail, nama yang sering jadi panggilanku oleh orang-orang yang dekat dengan aku. Aku adalah seorang SMA N di sebuah kota di Jawa Tengah. Seperti layaknya siswa SMA seusiaku pada masa-masa ini aku mulai tertarik pada teman lawan jenis. Aku punya banyak teman-teman perempuan, namun dari sekian banyak ada seseorang yang membuat aku tertarik. Panggil saja dia Dika, Dika adalah adik kelasku saat aku masih di SMP. Setelah lulus SMP ternyata Dika masuk SMA yang sama dengan aku, semenjak tahu itu komunikasi dengan dia pun bisa semakin lebih sering. Sesekali aku pulang sekolah bareng dengan dia, bisa dibilang saat itu aku sangat suka sekali dengan Dika.

Suatu hari saat pulang sekolah aku memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaanku pada Dika. Betapa kaku saat itu, aku harus menghimpun berbagai kata untuk mengutarakan isi hatiku. Dengan hati berdebar-debar aku sampaikan perasaanku pada Dika, banyak harap dari ungkapan itu. Saat Dika mendengar ungkapan perasaanku padanya, tidak begitu saja langsung menjawabnya. Lalu aku beranikan diri untuk sekali lagi menyampaikannya, setelah berpikir sejenak akhirnya dia memberikan jawaban. Senyuman manis dia berikan sebelum dia mngucapkan jawabannya, dia menjawabnya dan mengatakan “lebih baik kita beteman saja, saya rasa itu yang terbaik saat ini.” Jawaban yang tida sesuai dengan harapan, mendengar jawabannya itu aku mulai mengurungkan niatku, namun perasaanku pada dika tetap sama, masih ada harapan mungkin suatu hari nanti dia bisa menerima aku lebih dari seorang teman.

Setelah kejadian hari itu hubungan aku dengan dika tetap seperti sahabat biasanya, kami masih kadang becanda bareng. Namun mulai sekarang aku sedikit menjaga hubungan dengan Dika. Hal ini masih bisa aku jaga sampai aku kelas 3 SMA, perasaan yang dulu pernah tumbuh dihati masih setia tersimapan dengan rapi. Hari itu semua seakan menjadi berbeda entah firasat apa yang aku rasakan sebelumnya, sore itu saat aku sedang berjalan-jalan aku berjumpa dengan Dika, namun sesuatu ada yang berbeda. Dika berjalan bergandengan dengan seorang laki-laki yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Saat pertemuan itu Dika hanya tersenyum saja padaku, setelah pertemuan itu aku mulai mencari tahu informasi tentang lelaki itu. Akhirnya aku mendapatkan info dari seorang temanku, laki-laki itu adalah pacar Dika. Saat itu aku kaget dan rasanya sakit ternyata cintaku bertepuk sebelah tangan orang yang aku sukai ternyata lebih memilih orang lain. Terlebih ternyata laki-laki itu dan dika sudah berpacaran sangat lama. Selama beberapa hari hal ini menjadi beban pikiranku, menjadi evaluasi pada diriku. Selalu tersirat dalam benakku “apa yang salah pada diriku”.

Dua minggu berlalu setelah hari itu, untuk mengilangkan pikiran galau dan resah, aku mengajak teman-teman satu kelasku untuk jalan-jalan. Kami sekelas berencana untuk pergi ke warung apung, tempat yang sangat terkenal didaerahku. Waktu yang sangat pas sekali, karena saat itu kelas kami sedang memenangkan banyak lomba antar kelas di dies natalis SMA. Sebagai seorang ketua kelas aku sangat bangga pada teman-temanku, apalagi aku menjadi salah seorang yang memenangkan perlombaan itu. Kurang lebih sekitar tiga puluh orang kami siap berangkat ke warung apung, kami rencanakan berangkat sehabis pulang sekolah. Saat akan berangkat tiba-tiba aku dihubungi adikku untuk mengantarnya pulang kerumah karena saat itu dia sedang tidak membawa sepeda. Aku ijin ke teman-teman untuk nanti menyusul dan meminta mereka untuk berangkat duluan. Selesai mengantarkan adikku pulang, aku langsung berangkat menyusul teman-teman ke warung apung. Baru saja aku sampai di pasar, masih jauh dari tempat tujuan aku berjumpa dengan putro teman satu kelasku. Putro dengan wajah gugup dan terburu-buru bilang ikhsan kecelakaan. Mendengar itu aku langsung mengikuti putro yang ngebut dengan motornya menuju sebuah rumahsakit, ternyata ikhsan dibawa ke rumahsakit didekat sekolah kami. Sesampainya dirumah sakit aku bertanya pada teman-temanku kenapa bisa terjadi keceelakaan itu. Saat itu adit dengan baju merah karena terkena darah dari luka ikhsan menjelaskan padaku, saat mereka berangkat menuju warung apung, ikhsan yang agak tertinggal dibelakang ingin menyusul ,saat itu dia akan menyalip sebuah bus didepannya. Saat menyalip tiba-tiba ada sepeda motor dari arah berlawanan dengan kecepatan yang tinggi, saat itu ikhsan agak gugup dan akhirnya kecelakaan itu tidak dapat dihindari. Selain itu kecelakaan itu juga berefek pada temanku yang lain, asna dan tari saat itu ada dibelakang ikhsan dan ingin menghindari ikhsan yang terjatuh malah ikut terpelanting jatuh, akhirnya kecelakaan itu mengenai tiga orang temanku ikhsan, asna dan tari.

Mendengar kronologi kejadian itu aku menjadi sangat menyesal karena telah mengajak teman-teman untuk pergi, apalagi saat itu aku adalah seorang ketua kelas. Aku memeberikan ijin pada mereka untuk pergi, hal ini menjadi beban dipikiranku. Setelah beberapa menit menunggu dokter datang, hasilnya ada kabar baik asna dan tari hanya terkena luka luar saja dan bisa di ajak pulang. Namun, ikhsan mengalami pendarahan dikepalanya dan harus mendapatkan perawatan lebih, mendengar berita itu banyak semua langsung sedih karena tidak percaya kalau ikhsan mengalami konidsi yang kritis.

Selama satu minggu setelah kecelakaan satu kelas terasa sunyi, pelajaran yang biasanya ramai menjadi serasa sepi. Semua mikirkan bagaimana kondisi ikhsan, kabar terakhir ikhsan harus melakukan operasi dikepalanya untuk mengeluarkan pendarahan dikepalanya. Selain itu saat pelajaran tak jarang guru menyindir kejadian kecelakaan itu. Melihat kondisi teman-teman yang khawatir pada ikhsan kami sepakat untuk menjenguk ikhsan di rumah sakit setelah dia operasi, saat itu ikhsan ternyata mengalami koma selama 3 hari. kawan-kawan yang menjenguk pun hanya bisa melihatnya dari jauh saja.

Dalam susana duka dan bercampur dengan beban yang lainnya semua itu membuat pikiranku sangat berat. Aku merasa berat sekali ujian yang diberikan Allah padaku saat itu. Pikiranku kacau dan berat sekali, untuk menurangi beban aku mencari tempat yang sepi, entah apa yang terpikir diotakku saat itu, seperti ada yang membimbingku menuju ke koperasi sekolah. Tempat yang sangat jarang sekali aku datangi, sampainya disana aku bertemu dengan saudaranya Dika,Tia. Pertemuan itu membuat aku mengingat Dika, langsung saja aku membuang jauh pikiran itu dan memilih pulpen untuk ku beli. Sengaja aku tidak menuju ke Tia, aku menuju ke penjaga koperasi yang lain. Saat itu aku tidak kenal siapa dia, orangnya asing buatku. Penampilannya sangat aneh buatku, dia menggenakn jilbab lebar berbeda dengan jilbab biasanya. Sikapnya santun dan murah senyum, entah kenapa aku jadi tertarik pada orang itu. Saat akan membayar, aku sedikit becanda pada dia dan dia hanya tersenyum saja melihat tinggkahku yang mungkin menurut dia lucu. Sejenak pertemuan dengan penjaga koperasi itu membuat pikiranku yang carut marut antara memikirkan ikhsan dan dika menjadi berkurang.

Usai pulang sekolah hari itu aku kembali menjenguk ikhsan dirumah sakit, saat itu ikhsan sudah sadar namun dokter bilang dia masih belum bisa mengingat. Jadi aku lebih banyak diskusi dengan orang tuanya untuk menanyakan perkembangan ikhsan. Luar bisa benar-benar seakan melihat kebesaran Allah, ikhsan yang terluka begitu parah yang diperkirakan butuh waktu 4 bula untuk sembuh, subhanallah dalam waktu kurang dari dua bulan ikhsan sudah membaik dan bisa kembali bersekolah. Teman-teman satu kelas sangat senang, ikhsan mengalami musibah bisa kembali berkumpul kembali dan belajar bersama. Seperti menyambut pejabat datang teman-teman menyambut ikhsan dengan riang gembira. Ucapan salam dan motivasi selalu diucapkan pada ikhsan. 

Siang itu aku, ikhsan dan ryan sedang berjalan-jalan saat istirahat jam bepelajaran, disebuah madding ikhsan melihat sebuah pamphlet yanhg berisi tentang gerakan berjibab, setahuku itu kegiatan dari anak rohis. Sembari becanda ikhsan bilang, ”ismail kamu harus ikut ini, kamu kan cocok kalo pake jilbab, ha ha ha.” Sambil tersenyum juga aku menjawab, “kau pikir aku 99 pa? aku masih normal san. ha ha”, pamphlet itu menjadi bahan pembicaraan kami bertiga. Sesekali ryan juga melucu dengan bilang “ bagus juga, kalo gitu aku akan berjilbab juga.” padahal Ryankan cowok masa berjilbab. Kami pun membaca pamphlet itu sampai selesai, di bagian paling bawan ada nomor HP dan nama ornag yang bisa dihubungi. Tiba-tiba ikhsan nyeltuk, ”Ismail kamu harus daftar dan hubungi no ini, kamu termasuk orang yang harus diselamatkan” dengan nada becanda ikhsan bilang itu. Ryan pun menyaut,” oo ya harus itu”, aku tahu ledekan dari mereka berdua itu becanda saja, maka aku balas dengan senyum saja. Aku merasa senang bisa melihat ikhasan tertawa lagi, setelah dia mengalami kecelakaan yang membuat dia luka parah kemarin.

Sore hari itu, aku teringat gurauan dai ikhsan, tetang sms itu. Terbesit pikiran untuk mengirim sms pada orang yang tercantum dipamflet itu. Meski awalnya ragu dan bingung mau tanya apa, dengan niat iseng dan jail aku kirim sms, “Assalamu’alaikum boleh Tanya tentang pamlet yang tepajang di diding sekolah itu?” Dengan tidak ada pikiran apakah akan di balas atau tidak, tiba-tiba ada sms masuk ternyata sms dari orang yang ada di pamlet itu sebut saja dia Rina. Karena memang itu yang tertulis di pamflet, setelah itu aku bertanya banyak pada Rina. Pada sms selanjutnya dia bertanya namaku, aku jawab saja namaku Iis nama itu terpikir setelah aku ingat salah satu temanku ada yang memanggil aku dengan nama itu. Respon Rina dengan jawabanku tetap seperti operator telephon seluler yang siap menjawab pertanyaan dari customersnya. Namun aku agak kaget saat dia bilang, “mb kelas berapa?” Pikirku kok panggilnya mb ya? tapi aku gak ambil pusing aku jawab saja kalo aku kelas 12 kakak kelasnya. Dari sms dan diskusi aku tahu kalu Rina anak kelas 11 adik kelasku. Setelah itu selama satu minggu aku sering smsan dengan Rina.

Suatu hari aku cari tahu siapa sebernarnya Rina, aku cari dari seluruh kelas 11 tapi tidak ada siswi namanya Rina. Lalu aku sms Rina, ternyata itu adalah nama panggilan dia. Nama sebenarnya cukup panjang jadi nama panggilannya diambil dari tengah namanya. Tahu hal itu aku muali bertanya pada dia, “dik kok panggil saya mb? kenapa?” setelah Tanya jawab lama, akhirnya aku beri tahu Rian kalo aku cowok. Respon awalnya dia agak kaget, namun setelah itu dia bisa menerimahal itu. Bukannya berbohong pada dia, namun aku jelaskan awalnya memang hanya pengendiskusi saja jadinya identitas aku sembunyikan. Setelah kami tahu identitas masing-masing aku mulai sering komunikasi dengan Rina, entah kenapa aku juga kurang tahu saat diskusi dengan dia aku sangat betah sekali. Terkadang aku menelphon dia juga, padahal saat itu Hp kami beda operator bikin pulsa cepet habis kalo telphon.

Tak lama setelah mengenal Rina, aku lulus SMA. Aku melanjutkan kuliah ke kota semarang, meski begitu kami masih sering smsan juga. Saat itu aku terpikir, aku dah kenal dia hampir satu tahun tapi aku tidak tahu siapa Rina itu, hanya sebatas nama saja. Setelah itu aku hubungi Rina, dan kami janjian untuk ketemu untuk pertamakalinya. Pertemuan yang aneh dan mambuat aku agak bingung, saat aku bertemu Rina. Kami janjian ketemu di SMA, kebetulan saat itu aku sedang ke SMA karena ingin mengurus berkas kelulusan. Rina datang bersama dengan temannya, pikirku yang mana orangnya. Kenapa ada penjaga koperasi yang datang juga. Dengan sedikit kaget ternyata Rina adalah penjaga koperasi yang aku temuin dulu, orang yang baik dan ramah. Namun ada yang aneh dengan dia, saat dia berbicara sama sekali dia tidak melihat padaku. Pikirku ni orang ngapain ya, aneh banget apa anak rohis itu kaya gini semua. Pertanyaan itu sering aku tanyakan pada Rina saat sms, atau aku cari tahu dari teman kampus. Saat itu aku masuk menjadi pengurus rohis di jurusan aku kuliah jadi aku mulai mengerti etika pergaulan dari rohis.

Komunikasi dan hubungan ini kami lakukan selama hampir 3 tahun. Sempat aku kehilangan kontak dengan Rina, karena dia ganti no Hp. Setelah aku bertanya pada temanku aku mendapatkan nonya yang baru. Tak hanya dengan sms saja, kami mulai komunikasi dengan email, fb, fs dll. Bahkan aku pernah datang kerumah Rina sampai 3 kali. Setiapkali aku kerumahnya, pasti ada ornag tuanya yang bertanya padaku. Saat menjawab pertanyaan orang tuanya sering aku kebingungan. Maklum grogi tingkat tinggi, apalagi aku hanya beberapa kali saja mau main kerumah teman cewe ku, salah satunya adalah Rina.

Selama tiga tahun berkomunikasi dengan dia, mulai tumbuh rasa suka mda Rina. Bahkan hal itu membuat aku seperti orang buta, aku lupa kalo Rina adalah aktifis rohis, mana mau dia pacaran. Pernah aku katakana pada dia aku suka pada seorang wanita, dia selalu menjawab untuk agar aku bisa menjaga hati dan menjauhi hubungan pacaran. Sering dia memberiku nasihat tentang itu, bahkan lebih sering daripada kadep rohis jurusanku. Saat aku meberi tahu nama wanita yang aku sukai dia kaget setengah mati, terlihat dari jawaban smsnya yang hampir 12 sms. Aku beri tahu dia kalo wanita itu adalah Rina. Setelah dia tahu kalo aku suka pada dia, Rina mulai menjaga jarak denganku, namun komunikasi kami masih berlangsung.

Suatu hari setelah kami lama tidak komunikasi tiba-tiba Rina bertanya, tentang blog milikku. Dia bertanya kenapa ada photo dia di blog milikku. Setelah mendengar jawabanku dia bilang kecewa padaku, aku jelaskan posting itu satu tahun yang lalu saat aku bilang suka pada dia. Aku belum menghapusnya, setelah kejadian itu Rina bilang untuk komunikasi kami yang sudah berjalan lebih dari tiga tahun disukupkan saja. Dia mengirimkan pesan pada ku untuk mencari sebuah lirik lagu. yang berjudul, Maaf tuk berpisah. Dari judulnya saja aku tahu dia ingin menjaga jarak denganku, mengingat hubungan kami yang sudah terlalu dekat. Setelah itu aku mencari lirik lagu itu dan MP3nya, dan selama satu minggu aku mendengarkan lagu itu terus. Aku ingin tahu sebenarnya apa yang ingin disampaikan Rina dari lagu itu.

Maaf tuk Berpisah

Kau tahu tentang hatiku yang tak pernah bisa melupakanmu
Kau tahu tentang diriku yang selalu mengenangmu selamanya
Kini kusadari Bahwa semua itu
Adalah salah, juga keliru
Akan membuat hati menjadi ternodai

Reff..
Maafkanlah segala khilaf yang tlah kita terlewati
Tlah membawamu kedalam jalan yang melupakan tuhan
Kita memang harus berpisah
Tuk menjaga diri
Untuk kembali mngarungi hidup
Dalam ridho ilahi

Kutahu bahwa dirimu
Mendambakan kasih suci yang sejati yeee
Kuyakin bahwa dirimu
Merindukan kasih sayang yang hakiki

Kini kusadari Bahwa semua itu
Adalah salah, juga keliru ooo
Akan membuat hati menjadi ternodai

Back to reff.
Dan bila takdirnya kita bersama
Pastilah Allah akan menyatukan kita oooooo


Aku mulai memahami makna lagu ini. Lagu yang menggambarkan hubungan yang terjalin antara dua orang yang saling suka, namun agama tidak mengijinkan hubungan itu. Hubungan itu hanya akan membawa kita pada perbuatan yang menjauhkan diri pada agama ini. Hubungan yang dijinkan dalam agama ini adalah hubungan yang terjalin dalam ikatan yang suci saja. Begitu banyak khilaf yang telah aku lakukan selama aku mengenal dia. Untuk menjada diri jalan satu-satunya adalah dengan berpisah, namun bukan berarti memutus hubungan silaturohim. Perpisahan yang diharapkan adalah perpisahan agar masing-masing kembali mendekatkan diri pada Illahi dan mensucikan hati yang telah terkotori oleh bujuk rayu syetan. Kita juga harus yakin dengan kekuasaan-Nya, dan takdirnya.

Untuk dik Rina yang membaca tulisan ini, maaf setulus hati saya sampaikan atas khilaf yang telah saya lakukan selama ini. Serta saya ucapkan terimakasih karena telah membimbing dan memberi banyak pelajaran pada orang yang awam ini. Semoga setelah ini kita bisa menjadi orang yang lebih baik, orang yang senantiasa berjalan pada jalan yang penuh dengan ridho Illahi. Semoga ramadhan kali ini benar-benar bisa mensucikan diri, dan menjadi ramadhan terbaik yang pernah dilaksanakan. Serta awal dari langkah baru yang lebih baik.

“save our heart”

Kelik Isbiyantoro

| I'm Moslem, Writer, Statistician, Designer. | Humorous, Perfectionist, Artistic. | "Will be the heir to heaven Al Firdaus" |

2 komentar:

  1. Amin ya Rabb. Selama Ramadhan ini semoga bisa menempa diri menjd sosok pribadi muslim yang lbh baik,kembali fitri seperti kertas putih tanpa noda.

    BalasHapus
  2. Amin, Jazakumullah khoir...

    Keep Spirit Ramadhan..

    BalasHapus