Kurang Angin

Selasa kemarin saat perjalanan pulang kantor di jalan Pancoran - Pasar Minggu, tiba-tiba ban belakang motor bergoyang tidak beraturan. Rasanya seperti ban kempes, pikirku. Aku berhenti sejenak dipinggir dan mengecek ban. Benar apa yang kudunga, ban belakang kempes. Aku cari orang di sekitar situ dan menanyakan tempat tambal ban terdekat. Ternyata cukup jauh, deket lampu merah pertama sekiar 800 meter lagi. Awalnya aku paksa kendarai motornya, tapi istri aku minta turun takut rusak. Akhirnya aku menuntun motor dan istri aku berjalan. Setelah berjalan sekitar 200 meter istriku merasa capek, kasihan melihatnya capek dan lagi sedang hamil 6 bulan. aku bujuk agar mau naik ke motor dan mengendarai sampai ke tukang tambal. Kira-kira 10 menit kami sampai di tukang tambal, segera aku panggil si tukang. Walau orangnya agak cuek, tapi bapaknya cukup cekatan memperbaiki ban motorku. Sekitar jam 22.30 motor sudah benar, dan aku bayar 12rb biaya tambal, tak lupa aku ucapkan terima kasih kepada pak tukang tambal. Aku dan istri segera melanjutkan perjalanan pulang, badan sudah lelah ingin segera istirahat dan tidur.

Sesampainya di rumah aku merenungkan kejadian ini, aku coba introspeksi. Kalau saja aku segera nambahin angin, pas udah terasa kempes mungkin jadinya gak harus begini. Bayarnya pun cuma 2 rb, gak harus nunggu lama dan menuntun motor jauh-jauh juga. Astagfirullah... dan lagi istri aku kan lagi hamil, gak boleh kecapean. Ampuni aku ya Allah, yang masih sering menunda pekerjaan.

Aku coba refleksikan kejadian ini, dalam hal lain setiap akan ada kejadian buruk pasti ada peringatan dahulu. Sepeti ban bocor ini, ada pertanda ban kempes dahulu. Kalau kepala udah mulai stress, pencernaan mulai terganggu, susah tidur, mungkin itu pertanda ada yang tidak beres dengan badan kita. Coba segera koreksi apa yang membuatnya seperti itu. Apa kebiasaan baik yang mulai ditinggalkan. Bagaimana tilawahnya? bagaimana sholat dhuhanya? bagaimana sholat 5 waktunya? bagaimana puasanya? bagaimana mengajinya? bagaiamana sholat tahajud & witirnya? kebiasaan baik yang membawa kebaikan jangan ditinggalkan. Pelihara terus kebiasaan baik ini. Untuk istiqomah itu butuh usaha.

Semoga sedikit renungan ini bisa menjadi bahan untuk meningkatkan kualitas diri. Selamat bekerja, ibadah yang tebaik.

Sayang istri,
Sayang anak,

Salam,
Konno Yuki

Kelik Isbiyantoro

| I'm Moslem, Writer, Statistician, Designer. | Humorous, Perfectionist, Artistic. | "Will be the heir to heaven Al Firdaus" |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar