Tarbiyah Personal (pribadi muslim idaman)

Kiat diri membangun pribadi sejati berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah.
1. Membangun kepribadian muslim, utuh, mandiri, matang dan seimbang
Ingatlah kutbah Rasulullah saat haji wada’: “kulit hitam, putih, merah adalah sama, seperti sisir yang utuh, tidak ada kelebihan diantaranya.” Dari gambaran yang dikatakan Rasulullah kita mengerti warna kulit bukanlah sebuah kelebihan. Orang yang berkulit putih bukanlah yang unggul ataupun lebih hebat dari yang lain, begitupun sebaliknya. Karena tidak ada yang istimewa diantara semua itu di hadapan Allah, yang membedakan mereka adalah ketakwaan yang dimiliki. Siapa yang memiliki keimanan dan ketaatan itulah yang lebuh utama.

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." Q.S. Al Baqarah : 285

Pemebentukan kepribadian seorang muslim seharusnya dimulai sejak dia lahir di dunia ini. Pembentukan ini dapat dilakukan dengan pembiasaan dalam pengamalan-pengamalan ajaran islam dan juga dengan sering berkumpul bersama orang-orang yang saleh. Sebab orang-orang yang berada disekitar kita, yang sering kita lihat perilakunya, kita dengar perkataannya akan mempengaruhi pola fikir kita. Selain pembentukan pola berfikir islam kita juga harus mulai mengenal bagaimana menghidupi diri sendiri, yak ni dengan berlatih berwirausaha sejak kita masih kecil. Sebab seorang yang sudah balig secara fisik berarti dia sudah memiliki tanggungjawab terhadap dirinya sendiri, sebagaimana orang dewasa. Sehingga setiap yang dia fikirkan, yang dia sembunyikan dalam hati, yang dia katakana, yang dia perbuat baik sengaja maupun tidak disengaja akan dicatat oleh Allah. Karena semuat itu anati akan kita pertanggungjawabkan pada Allah di akhir nanti.

kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Q.S Al Baqarah : 284
Hasil survey membuktikan rata-rata seseorang mencapai usia balik pada saat kelas 4 SD yang hamper 50% dan 100% di kelas 6 SD jadi konsep kepribadian muslim, utuh, mandiri, matang dan seimbang harus ditanamkan pada saat masih duduk di sekolah dasar. Baik menegenal islam maupun berwirausaha. Sebagai persiapan mereka menghadappi masa depan.

2. Membangun pribadi da’i
Yaitu pribadi yang senantiasa berbagi dan hidup untuk berbagi. Maksudnya ketika seseorang telah melewati fase membangun kepribadian muslim, utuh, mandiri, matang dan seimbang, selanjutnya ialah membangun kepribadian da’i. Orang yang telah siap selanjutnya belajar untuk berbagi , dengan lebih banyak member dari pada meminta(menerima), hal yang dibagi bukan hanya harta benda saja melainkan juga ilmu yang bermanfaat. Pada fase ini seseorang sudah mulai mengemban tugas dakwah yang secara bahasa berarti mengajak (kebenaran). Hal ini ideal dilakukan pada saat seseorang sudah menginjak usia SMP. Sebab pada masa ini mereka secara psikologis sangat tertarik pada hal-hal baru.
“Barang siapa mengerjakan sholat karena Allah semata selama 40 hari berturut/tanpa terputus secara berjama’ah dengan selalu mendapatkan takbir pertama imam maka diwajibkan bagi orang tersebut 2 kebebasan, kebebasan terhadap api neraka dan kebebasan dari orang munafik” (HR. Tirmidzi)

3. Membangun pribadi pemimpin
Ciri dari pribadi pemimpin ialah apabila dia menadapatkan masalah maka ddia tahu apa uang harus dilakukan dan dapat menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Dan apabila ada teman atau saudara yang memiliki masalah maka dia tidak sgan untuk mebantu menyelesaikan masalah tersebut. Jadi seorang pemimpin itu ialah orang yang selalu berfikir cerdas dengan banyak inisiatif dan ide-ide kretif. Sikap seperti ini harus mulai dilatih pada saat seseorang menginjak masa SMA/SMK, pada masa ini mereka sudah mulai bisa menggunakan logika mereka. Dengan sering berlatih maka kemampuan mereka akan semakin baik dan akan menjadi pemimpin yang baik.

Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk Maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat Maka Sesungguhnya Dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka. Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan[1313]. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. Q.S. Az Zumar 41-42
[1313] Maksudnya: orang-orang yang mati itu rohnya ditahan Allah sehingga tidak dapat kembali kepada tubuhnya; dan orang-orang yang tidak mati hanya tidur saja, rohnya dilepaskan sehingga dapat kembali kepadanya lagi.

4. Membangun pribadi rahmatanlilalamin
Setelah kita melewati 3 tahapan fase tadi maka tahapan berikutnya ialah membangun pribadi rahmatanlilalamin, hal ini dilakukan setelah seseorang lulus SMA/SMK. Sebelumnya kita mebahas pribadi rahmatanlilalamin, kita tengok kebelakang dahulu apakah yang menjadi cita-cita kita. Apakah hanya belajar disekolah, kuliah, cari kerja, menikah dan punya anak. Semua orang normal apabila ditanya pasti sebagian besar menjawab seperti itu. Sungguh indah jika memang dunia ini sudah berisi orang-orang yang bertaqwa, sehingga kita hanya perlu memikirkan diri sendiri; istri, dan anak. Jadi kita hanya memiliki tanggungan kepada 3 orang saja. Namun dalam islam tidak seperti itu, kita diwajibkan untukmengajak saudara-saudara kita kepada jalan Allah. Sebagaimana yang dilakukan Rasulullah, beliau tidak hanya memikirkan diri sendiri dan keluarga saja. Namun beliau juga memikirkan seluruh umat manusia.

dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan[828] jika kamu tidak mengetahui, keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka[829] dan supaya mereka memikirkan, Maka Apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari, atau Allah mengazab mereka diwaktu mereka dalam perjalanan, Maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak (azab itu), atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa)[830]. Maka Sesungguhnya Tuhanmu adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Q.S An NAhl 43-47
[828] Yakni: orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang Nabi dan kitab-kitab.
[829] Yakni: perintah-perintah, larangan-larangan, aturan dan lain-lain yang terdapat dalam Al Quran.
[830] Menurut sebahagian ahli tafsir, Takhawwuf berarti dalam Keadaan takut.


Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. Q.S Al Ashr 2-3

Dalam alquran pun kita dianjurkan untuk saling menasehati, oleh karena itu kemaslahan umat manusia sesungguhnya merupakan tanggungjawab kita sebagai seorang muslim.

Ikhwafillah sudahkah anda memiliki konsep diri sesuai dengan konsep yang diajarkan oleh Rasulullah. Marilah kita bermuhasabah diri, kita pikirkan apa saja yang telah kita pelajari dan kita dapatkan selama ini. Sudahkah semua itu bisa kita pertanggungjawabkan nanti kepada Allah, ingatlah semua yang kita lakukan, fikirkan, ataupun sembunyikan dalam hati semuanya di catat oleh-Nya. Marilah kita berfastabiqulkhoirot untuk menjadi pribadi muslim yang ideal sesuai dengan ajaran yang di ajarkan dalam agama Isalam.
Semoga apa yang saya tulis ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri dan juga bagi anda(pembaca). Apabila ada kekurangan itu adalah karena kelemahan saya sebagai seorang manusia. Apabila ada kebenaran itu semata karena Allah yang telah menunjukkan kebenaran kepada kita. Sekian.
Jazakumullah khoiron katsir

Penulis
(dibuat berdasarkan tausiyah dari Ustad Muszafri)

Kelik Isbiyantoro

| I'm Moslem, Writer, Statistician, Designer. | Humorous, Perfectionist, Artistic. | "Will be the heir to heaven Al Firdaus" |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar