Masa Lalu Masa Depan


"Kamu memang tidak bisa memperbaiki MASA LALU, tapi kamu masih punya waktu untuk memperindah MASA DEPAN." Begitulah bunyi sebuah quote yang aku temukan saat membuat akun tumblr tadi siang. Kata yang sederhana namun terasa sangat dalam maknanya bagiku. Tidak semua orang memiliki masa lalu yang indah untuk diceritakan ataupun di share bahasanya yang lagi keren untuk beberapa waktu terakhir ini.

Beberapa waktu yang lalu saat perjalanan pulang ke Jakarta dari Semarang, di kereta aku bertemu dengan seorang wanita yang unik.  Sempat beberapa lama aku berbincang, awalnya hanya untuk menyapa saja. Lambat laun aku mulai menikmati bercerita, beliau sekarang bekerja di BSN (Badan Standarisasi Nasional) sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil). Wanita lulusan UGM (Universitas Gajah Mada) ini bercerita panjang tentang idealismenya. Sebagai seorang yang memiliki basic ilmu sosial, beliau beropini,"tidak selalu 1+1=2". Sebagai seorang yang memiliki basic ilmu sains, ini bertolak belakang dengan logika berpikir yang aku pelajari selama ini. Namun, akhir-akhir ini aku menyadari maksud dari opini beliau. Secara prinsip seharusnya, "1+1=2". Di dunia nyata, belum tentu seperti itu karena kita harus melihat dahulu siapa yang melakukan penjumlahan itu, apakah yang dijumlahkan, dan pertanyaan lain sebagainya. Lalu apa hubungannya wanita BSN ini dengan quote di atas. Begini, saya buat di paragraf baru dahulu.

Setelah lama berbincang, sedikit menyinggung tentang masa lalu dan masa depan. Saya berargumen, banyak orang yang senang membanggakan masa lalunya. Disebabkan beragam prestasi yang dicapainya dahulu. Tidak salah melakukan hal itu, karena semua orang berhak melakukannya. Bagaimana dengan aku? Aku termasuk orang yang berkebalikan dengan itu. Aku bukan orang yang bisa membanggakan masa lalu, untuk saat ini. Tidak banyak masa lalu yang bisa aku banggakan. Mendengar tanggapan ku, Mbak BSN ini untuk sebentar diam dan melihatku. Aku kira dia sedang berfikir, apa yang membuat aku mengatakan hal itu. Tapi, beliau tidak melanjutkan pertanyaan untuk menggali informasi dari pernyataanku. Aku rasa dia merasa itu adalah privasi, sehingga dia tidak terlalu menanggapinya.

Dalam setiap kata yang terangkai menjadi kalimat menyimpan maksud dan informasi. Dari sana setiap manusia melakukan komunikasi (menyampaikan sesuatu, keinginan maupun kemauan). Itulah yang kita kenal dengan bahasa, alat komunikasi yang sudah ada sejak dahulu. Aku tidak tahu pasti kapan bahasa itu diciptakan. Sejak manusia pertama kali ada (Adam A.S.) beliau sudah bisa berkomunikasi yang berarti sudah memiliki bahasa. 

Dalam kalimat quote di atas ada hal menarik yang bisa saya ambil. Masa lalu yang terlah dialami seburuk apapun kejadian yang pernah dialami, tidak akan pernah bisa diperbaiki. Jikalaupun ada dosa yang pernah dilakukan, ada perintah yang pernah dilanggar/ditinggalkan, ada pertengkaran yang melukai, semua itu sudah terjadi sebagaimana mestinya. Tidak ada yang bisa dilakukan dengan masa lalu itu. Apa yang harus dilakukan adalah menerimanya. Menerima setiap kejadian itu, selanjutnya memaafkan setiap kesalahan yang pernah dilakukan, siapapun yang melakukannya, baik itu diri sendiri, saudara, orang tua, kawan, ataupun orang yang tidak penah kita kenal. Maafkan mereka, syukuri semua itu dan berdamailah. Tidak ada gunanya mendendam dengan masa lalu itu. Seperti itu yang saya pelajari dari Kang Canun dan Teh Fufu tentang menyikapi masa lalu.

Jangan berputus ada apabila memiliki masa lalu yang tidak bisa dibanggakan, masa lalu yang mengiris hati apabila mengingatnya. Allah memberi kesempatakan kedua, bagi hambanya yang mau bertaubat dan memperbaiki diri. Bukankah, para sahabat Rosul dahulu sama seperti itu. Mereka memiliki masa lalu jahiliyah (kebodohan), selanjutnya mereka bisa berdamai dengan masa lalu mereka dan bertaubat. Selanjutnya kita semua bisa tahu, setelah membaca kisah hidup mereka. Mereka bisa menjadi manusia-manusia yang memiliki banyak keutamaan. Adakah diri ini tidak ingin seperti mereka?

Kita masih punya waktu untuk memperindah masa depan. Selama jantung masih berdetak, nafas masih berhembus, itu artinya Allah memberi kesempatan untuk memperindah masa depan. Adakah diri ini tidak mau mengambil kesempatan ini? Kesempatan untuk mendapatkan masa depan yang indah.

Apabila diri ini masih menginginkan kebahagiaan, masih menginginkan ketenangan, masih menginginkan kesuksesan, maka apa salahnya dimulai dari saat ini? Kembali mengumpulkan puing-puing harapan yang pernah berserakan, setelah melihat kenyataan (masa lalu) yang tidak seindah harapan. Kembali melangkahkan diri untuk menuju indahnya masa depan.

"Ya Allah, bimbinglah diri ini untuk memperbaiki diri. Menyusun masa depan yang indah. Mempersiapkan happy ending perjalanan hidup ini. Walau diri ini tahu, Engkau bahkan lebih tahu seperti apa hamba ini di masa lalu. Ampunilah semua kesalahan-kesalahan dan perbaikilah diri ini. Karena hanya kepada Engaku diri ini menggantungkan harapan dan mengajukan pinta." Aamiin.

Salam
Konno Yuki

Kelik Isbiyantoro

| I'm Moslem, Writer, Statistician, Designer. | Humorous, Perfectionist, Artistic. | "Will be the heir to heaven Al Firdaus" |

3 komentar: