BIDADARI DALAM KELUARGA


Ada sebuah pengakuan menarik sangat dari seorang suami:
Aku rasa istriku adalah karunia terindah yang Allah berikan kepadaku. Saat didalam rumah,ia selalu berusaha memanjakanku. Kebutuhanku selalu ia penuhi sebelum dirinya. Saat aku pergi meninggalkan rumah, tak ada gelisah atas anak-anak dan hartaku.Aku percaya ia tak akan menelantarkan mereka.aku yakin ia akan senantiasa menjaga kehormatan diri dan keluarganya.
Saat aku di tempat kerja, bahkan saat aku di luar kota, sering kali ia menelphon menanyakan keadaanku. Saat aku sakit, ia menjadi yang begitu prihatindengan keadaanku. Dan dengan panggilan sayang yang sering ia ucapkan,aku menjadi begitu bahagia. Aku merasa bahwa, kehadiranku di dunia ini, keberadaanku di tengah-tengah mereka menjadi semakin berharga.
Istriku juga akan sangat bahagia saat aneka masakan dan kue yang di buatnya lahap kami nikmati. Ia juga begitu senang saat dapat berbagi dengan para tetangga. Ia selalu mendukung setiap kebaikan yang aku lakukan. Ia pun juga tidak pernah memberatkankudengan segala macam tuntutan yang sult aku penuhi. Ia lebih tenang dan senang saat berkumpul bersama kami di dalam rumah, daripada berkeliling di mal-mal atau tempat hiburan atau rekreasi.
Bahkan, saat kami kesulitan uang, ia tidak jarang harus menjual perhiasan yang di pakainya secara diam-diam. Menyadari segala kebaikan yang dipersembahkan kepadaku, aku merasa sangat miskin kebaikan.
Aku merasa berhutang budi sangat banyak terhadapnya. Sepertinya apa yang selama ini aku berikan sangat tidak sebandingdengan segenap kebaikan yang ia persembahkan. Dan aku menjadi semakin terharu, saat menawarkan sedikit kemewahan, tetapi ia menolak dan lebih memilih hidup apa adanya.
Saat aku memberi sesuatu yang membahagiakannya, tak lupa ucapan terima kasih dan doa mengalir dari bibirnya. Ini semakin memacu semangatkuuntuk mengimbangi segala kebaikannya dengan mempersembahkan kebahagiaan untuknya.
Anak-anak begitu bahagia saat berada didekatnya. Kami merasa begitu sedih dan kehilangan saat ia marah karena sikap dan perkataan kami yang tidak berkenan di hatinya. Dan aku menjadi semaki terharu, saat ia mengatakan tak keberatan untuk mencarikanku istri lagi.”Bagaimana mungkin aku membutuhkan wanita lain kalau kamu adalah wanita terbaik yang aku miliki? Apalagi yang aku cari seorang wanita?”
Sejujurnya kuakui setelah Allah dan Rasul-Nya, ia adalah sumber kebahagiaan kami. Tapi saat aku mengakui dengan sejujurnya akan hal itu kepadanya, ia hanya tertawa dan mengganggapnya hanya rayuan belaka. Wahai sayangku, semoga Allah membalas semua kebaikanmu dengan surga-Nya yang terindah. Engkau adalah bidadari yang Allah karuniakan padaku di dunia.

Subhanallah, betapa mulia seorang istri mampu menjadi pendamping setia bagi suami. Dan betapa agung kedudukannya di hati sang suami saat ia mampu memikat perasaan sang suami dengan segala kemuliaan yang ada dalam dirinya. Dan saat suaminya berkata padanya, ia mengatakan,”aku mendengar dan mentaati”, persis seperti yang di kabarkan Rasulullah SAW kepada para sahabat.
“Maukah aku kabarkan pada kalian tentang istri kalian yang berada di surga?” Kami berkata,”Ya wahai Rasulullah.” Beliau bersabda:”Dia adalah wanita yang sangat mncintai lagi subur,bila sedang marah atau sedang kecewa atau suaminya sedang marah maka ia berkata,’Inilah tanganku aku letakkan di tanganmu dan aku tidak akan memejamkan mata sebelum engkau ridha padaku,’” (HR. Imam Thabrani)

Indanhnya keluarga yang seperti itu ya?
Jadi pengin dapet istri yang seperti itu!!!
Amin. amin. amin

Kelik Isbiyantoro

| I'm Moslem, Writer, Statistician, Designer. | Humorous, Perfectionist, Artistic. | "Will be the heir to heaven Al Firdaus" |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar